Senin, 26 April 2010

Ada apa dengan kantuk?

Ngantuk, kantuk ataupun mengantuk merupakan istilah yang hampir sama dan merupakan hal paling menyebalkan jika datang pada saat banyak pekerjaan ataupun sedang berhadapan dengan sesuatu yang memerlukan konsentrasi. Tapi ngantuk bisa jadi berkah kalau datang pada saat bad mood dengan mata kuliah atau pada saat yang memang dibutuhkan, mungkin karena kelelahan akibat bergadang atau tertidur disaat kelelahan yang berlebih.

Ngantuk dialami oleh semua orang mulai anak bayi, anak-anak, remaja sampai dengan yang dewasa. Kalau sudah mengantuk, paling enak dilanjutkan dengan tidur. Hanya saja, tidak semua orang mudah mengantuk tapi ada sebagian orang lainnya menjadi kelompok orang yang sulit untuk tertidur walaupun mengantuk.

Para ilmuwan dari Universitas Utah, Salt Lake City (Amerika) mengatakan, yang menentukan seseorang mudah mengantuk ataupun tidak, ditentukan oleh faktor genetika. Sebuah gen khusus yang disebut H-Perz, diduga punya pengaruh berkaitan dengan pengendalian pola tidur. Selain itu, kebutuhan masing-masing orang akan tidur yang berbeda-beda, dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : faktor bawaan, faktor banyak tidaknya aktivitas sehari-hari, minat, karakter dan sebagainya.


Penyebab Rasa Ngantuk, antara Mitos dan Bukan Mitos

a. Makan Siang

Manusia dan hewan mengantuk dan bermalas-malasan setelah makan adalah hal yang diketahui secara wajar, tetapi sel-sel di otak yang bertanggung jawab mengatur hal ini adalah sesuatu yang belum begitu dipahami (menurut Denis Burdakov, Universitas Manchester, Inggris).

Menurutnya, serangan kantuk setelah makan adalah dominan dan respon biologis yang wajar karena glukosa (dengan kandungan gulanya) menghambat sel-sel neuron yang menjaga kesadaran. Glukosa ini dapat menghentikan sel-sel otak yang berfungsi mengantarkan sinyal agar mata tetap berjaga, menutup neuron-neuron orexin dan protein-protein mikro. Sel ini mampu merubah perubahan energi tubuh, perubahan rangsangan, produksi hormon dan tingkat metabolisme tubuh. Kelainan pada fungsi neuron-neuron orexin ini dapat memicu nercolepsy (serangan kantuk yang sering dan teramat sering serta kegemukan). Itulah mengapa rasa kantuk menyerang pada saat setelah makan ataupun kita menjadi sulit tidur jika lapar.


b. Melihat teman yang mengantuk

Penyebab kantuk yang terdapat dalam sel-sel otak sendiri atau neuron NPV (Nukleus Preoptik Ventrolatreal) akan muncul sesuai dengan jam-jam tertentu, tergantung jadwal tidur ataupun istirahat masing-masing orang dan akan bekerja dengan sendirinya.

Pada saat mengantuk, biasanya kita menguap. Terkadang awalnya kita yang tidak mengantuk akan tertular ketika melihat orang lain menguap, dapat dikatakan menguap ini adalah penyakit menular. Menurut dr. Michael Mulethaler, seorang ilmuwan dari Universitas Geneve (Swiss), ketika seseorang menguap akan menimbulkan efek psikologis pada orang yang melihatnya dan menyebabkan otak mengirimkan perintah pada otot-otot di sekitar mulut untuk ikut menguap juga, seperti orang yang di lihatnya.

c. Konsumsi Kafein pada Dosis Tinggi

Menurut NSF’s 2001 Sleep in American Poll, sebanyak 43% responden menyatakan menggunakan kafein ketika mengantuk, baik sebelum tidur ataupun saat mengendarai kendaraan adalah hal yang cocok untuk membuat mata terjaga. Namun, berdasarkan penelitian, penggunaan kafein dalam dosis yang tinggi justru menyebabkan kantuk, seperti yang diuji cobakan pada tikus, sehingga di asumsikan akan berakibat sama dengan manusia.

Adapun kenyataan yang membuat mata tidak dapat terbangun sepanjang malam adalah kelelahan yang berlebih, “Jika anda berlari marathon sebelumnya, apapun yang anda akan lakukan, anda akan menjadi sangat lelah,” kata Gary Kamimori dari Walter Reed Army Institut Of Research.

Kafein membutuhkan 30 menit atau lebih untuk bekerja pada system otak. Sementara kafein bekerja, kondisi lelah akan membuat mata anda terpejam, sekalipun sebagai peminum kafein atau kola yang teratur. Hal ini terjadi secara wajar, di mana kafein bekerja secara normal akan menghalangi adenosin berkaitan dengan salah satu reseptor di otak. Ahli Farmakologi Universitas Emory, Atlanta, Prof. Stephen Holtzman menduga, kejadian ini berkaitan dengan fosfodiesterase yaitu enzim yang membantu dalam meregulasi aktivitas sel melalui merusak cAMP (siklik Adenosin Monofosfat Lingkar). Kafein yang menghambat fosfodiesterase, kadar kafein dosis tinggi menyebabkan kadar cAMP meningkat dan justru membuat mengantuk. Dilanjutkan oleh Holtzman “secara partikular, merasakan rangsangan kafein merupakan dugaan sesaat saja”.


Akibat Ngantuk

Sebuah survey di Jepang menyebutkan, kerugian ngantuk, setiap tahun mencapai 30 miliar dollar AS atau sekitar Rp. 282 triliun. “Karoshi” atau “Mati Kerja” adalah ungkapan yang sering terdengar dinegara Jepang, dimana masyarakat Jepang dikenal sebagai manusia “workholic”, bekerja lebih dari 8 jam per hari yang di latarbelakangi oleh banyaknya tugas dan budaya malu untuk meninggalkan pekerjaan pada saat kolega lain bekerja, bahkan di Jepang terbiasa melihat para eksekutif berdasi tertidur pada saat berdiri dikereta api komuter yang sangat padat. Makoto Uchiyama, guru besar dan Kepala Jurusan Neuropsikiatri di Fakultas Kedokteran Universitas Nihon, mengadakan penelitian dan survey yang bertujuan untuk membangkitkan kesadaran akan hal ini, karena tidak semua orang yang mengantuk dikantor adalah pemalas dan ternyata bekerja terlalu keras tidak menjadi lebih produktif.


Obat Ngantuk

1. Hemat Energi

Gejala mengantuk ini sebenarnya tidak berhubungan dengan kemalasan. Ngantuk, hanyalah sinyal atau pertanda bahwa tubuh kita perlu beristirahat setelah beraktivitas. Di lihat dari segi fisik, tidur akan memberi kesempatan pada tubuh untuk mendapatkan energi baru yang penting untuk pertumbuhan atau untuk beraktivitas kembali.

2. Minum Kopi

Menurut James Wyatt, dokter asal Sleep Disorder Center, Rush University Medical Center di Chicago, dikutip oleh Reuters, “Konsumsi kopi sedikit-sedikit dalam dosis kecil namun terus menerus lebih berfaedah ketimbang menegak kopi sebanyaknya di pagi hari”, karena kandungan kafein dalam otak terus berkurang selama seharian. Sementara proses psikologi yang dibutuhkan untuk mengalahkan kantuk hanya bekerja setengah hari saja. Sebab kafein mampu menahan bagian otak yang menerima adenosin (zat kimia yang membuat rasa kantuk). (Kesimpulan hasil analisis peneliti Rush serta Brigham and Women’s Hospital, Boston serta Harvard Medical School pada sejumlah laki-laki dengan berbeda profesi).

Perlunya keteraturan dalam mengkonsumsi kafein perlu diperhatikan, terutama berkaitan dengan dosis minuman. Dosis yang tepat akan membuat rasa nyaman dan terhindar dari rasa ngantuk. Seperti yang di temukan oleh ahli fisika dan filsuf, Avicenna (Ibnu Sina, Ilmuwan Islam dalam bidang Kedokteran) dari Bukhara menjelaskan tentang kandungan kopi yaitu bunchum, kandungannya memilki khasiat yaitu mampu menyegarkan tubuh dan menahan rasa kantuk. Inilah sebagai tonggak sejarah pertama kopi dijadikan sebagai minuman utama dalam kehidupan manusia, seperti sebuah ungkapan “kopi adalah biji ajaib dan penemuan yang luar biasa. Kafeinnya tidak hanya menyegarkan ataupun mampu menahan kantuk tapi juga membuat ketagihan”.

3. Kreatif

Penggunaan gambar wayang untuk menyiapkan bahan ajar dalam bentuk cerita problematik dan bergambar adalah cara dari Parman, Spd, guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PpKn) kepada anak didiknya di SLTP Negeri 3 Baturetno, Wonogiri, Jawa Tengah untuk meningkatkan aktivitas belajar bagi murid-muridnya dan model pembelajaran ini signifikan pada aspek ketuntasan belajar. Tahap penggunaan media belajar ini mampu meningkatkan perhatian siswa dari 17,2% menjadi 82,9% dan mampu menekan kesulitan konsentrasi karena lelah atau rasa kantuk dari 48,8% s/d 63,4%.

4. Berpikirlah

Basuhlah wajah, seperti yang biasa kita lakukan ketika bangun dari tidur dipagi hari. Tidak diperlukan kondisi khusus bagi seseorang untuk memulai berpikir, karena banyak sekali hal-hal yang dapat mendorong kita berpikir.

“Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha”(QS. Al-Furqaan, 25:47)

Setelah membasuh wajah, kita benar-benar terjaga dan berada dalam kesadaran secara penuh. Rasa ngantuk merupakan sebuah berkah untuk manusia tapi juga kelemahan manusia yang mampu mengingatkan kita untuk merenungkannya, karena tidak ada kelemahan dan kelebihan yang Allah berikan dengan sebuah tujuan ataupun makna tertentu.

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ?”

(QS. Ar-Rahman, 55:13)

DAFTAR PUSTAKA

Kafein Menyebabkan Ngantuk ?

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0404/15/cakrawala/lainnya03.htm

Penulis : Budiwan Permana, Mahasiswa Mahasiswa Kimia ITB

Mengapa Kantuk Sering Menyerang Setelah Makan Siang ?

http://www.kompas.com/teknologi/news/0606/05/173744.htm

Penulis : Wah (Sumber : LiveScience.Com)

Minum Kopi Sedikit-Sedikt Lebih Efesian http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2004/0514/kes3.html

Penulis : Mer-

Yang Hendak Dipikirkan Manusia

http://www.harunyahya.com/indo/artikel/012.htm

Harun Yahya, Robbani Press, Indonesia, 2000 (Bagaimana Seorang Muslim Berpikir)

Ngantuk Timbulkan Kerugian Rp.282 Triliun

http://www.astaga.com/hidup-gaya/index.php?cat=163&id=107179

Mengajarkan PpKN Melalui Wayang

http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=1&id=166704&kat_id=105&kat_id1=151&kat_id2=192

Penulis : bur-

(dipublish kembali http://permatayien.blogspot.com/,sbg bagian dr tugas kuliah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar