Selasa, 04 Mei 2010

Mengapa Harga eBook Lebih Mahal Daripada Harga Buku Cetak?

Ide artikel bisa datang darimana saja. Contohnya dari komentar di status Facebook saya berikut ini:

Clip_13

Copy of Clip_13

Okay. So, mengapa harga ebook lebih mahal daripada harga buku cetak?

Jawabannya hanya satu, karena resiko membuat buku digital jauh lebih besar dibandingkan membuat buku cetak. Seperti apah sih resikonya? Coba simak gambar di bawah ini.

Clip_14

Dari keempat resiko di atas, kita dapat mengelompokkannya menjadi dua bagian, yaitu resiko yang berasal dari diri kita sendiri (inner risk) dan resiko yang berasal dari luar (outer risk). Ini pembagian menurut versi saya sendiri ya, jadi dilarang protes :)

Nah, yang merupakan ‘anggota’ dari inner risk adalah resiko penjualan dan resiko pemasaran. Yang dimaksud dengan resiko pemasaran di sini adalah resiko proses pemasaran ebook yang kita buat tidak berjalan dengan sempurna, dalam arti, informasi mengenai ebook kita tidak sampai ke calon pelanggan yang kita harapkan. Sedangkan yang dimaksud dengan resiko penjualan adalah resiko tidak ada penjualan sama sekali terhadap ebook kita (atau jauh di bawah target) yang biasanya disebabkan oleh proses pemasaran yang tidak sesuai target dan tidak merata. Keduanya saya anggap sebaga inner risk karena seringkali disebabkan oleh diri kita sendiri.

Sampai di sini dulu, coba kita bandingkan dengan buku cetak. Dengan asumsi kita menggunakan jasa penerbit dan tidak melakukan pembuatan buku secara indie, maka distribusi buku cetak kita sudah pasti merata (tergantung kepada jasa penerbit yang kita gunakan). Selain itu, orang yang datang ke toko buku berasal dari berbagai golongan dan kemungkinan besar mereka sedang mencari buku dengan topik tertentu yang bisa jadi sama dengan topik buku yang Anda buat. Dengan demikian, resiko tidak adanya penjualan sekaligus resiko pemasaran di sini nyaris tidak ada.

Berikutnya adalah outer risk yang terdiri atas resiko pembajakan dan resiko pendiskreditan reputasi. Untuk resiko pembajakan saya rasa sudah cukup jelas, yaitu resiko produk kita dibajak dan disebarluaskan begitu saja di dunia internet. Resiko yang paling parah adalah resiko pendiskreditan reputasi yaitu resiko reputasi kita menurun gara-gara ebook kita dicap sebagai ebook sampah oleh segolongan pihak tertentu. Dengan asumsi di sini bahwa ebook yang kita buat tidak menipu dan telah kita buat sebaik-baiknya, maka kedua resiko tersebut saya anggap sebagai outer risk yang sulit untuk kita kontrol kehadirannya.

Sekarang bandingkan kembali dengan buku cetak. Saya rasa cukup jelas bahwa proses pembajakan terhadap buku cetak tidak sesering dan semudah pembajakan produk digital. Apalagi dengan harga yang relatif murah, orang akan lebih memilih untuk membeli buku asli daripada membeli yang bajakan. Demikian pula untuk pendiskreditan reputasi, jarang sekali ada pengarang buku cetak yang memiliki reputasi buruk. Bahkan pada saat bukunya benar-benar buruk pun, hal itu masih sangat jarang terjadi. Di internet? Efek viralnya sangat luar biasa. Ada gosip buruk sedikit saja tentang ebook A, hanya dalam hitungan hari bisa saja semua orang sudah menganggap ebook A tersebut buruk. Padahal itu baru gosip yang belum jelas diketahui kebenarannya. High risk banget, kan?

Well, jika Anda masih belum bisa menerima mengapa harga ebook lebih mahal daripada harga buku cetak, cobalah untuk suatu saat menjadi pengarang ebook (caranya bisa dipelajari di ebook Panduan Membuat Ebook, gratis dari PanduanDasar.Com *numpang promosi*).

Karena terkadang sulit bagi kita untuk menerima suatu kenyataan apabila kita sendiri belum terlibat langsung dalam fakta tersebut.

1 komentar:

  1. disadur dari: http://cosaaranda.com/mengapa-harga-ebook-lebih-mahal-daripada-harga-buku-cetak.html

    BalasHapus